Selasa, 12 Februari 2013

contoh drama menyedihkan

SUKRON SUJEPRET
 

Peran :
1.      Bagas                   
2.      Zanetta                 
3.      Nunna                   
4.      Adik Zanetta         
5.      Mama Zanetta     
6.      Mama Bagas        
7.      Ketua Pramugari  
8.      Tim PMI               
9.      Pembaca Prolog dan reporter
Bandara Halim Perdana Kusuma, titik pertama dua insan bertemu. Seorang pramugari bernama Zanetta dan seorang pilot bernama Bagas. Deadline pagi itu membuat mereka tergesa-gesa dan kebingungan.
Zanetta            : Aduuh!!! Ini scrafnya kq gak rapi-rapi sih! (sambil menggeret tas kopernya)
Nunna              : eh, kamu berhenti dulu! Biar aku rapiin sini!
Zanetta            : iyaa, cepetan! Jam 7 udah mau take off nih…
Nunna              : ini udah kok, ayuk!
Bagas              : (datang dari belakang sambil melihat jam) harus take off jam 07.05 nih!
Karena Bagas tergesa-gesa berjalan, Bagaspun menabrak Zanet.
Bagas dan Zanetta : aduh!!!
Bagas              : Maaf, Saya buru-buru. (sambil pergi)
Zanetta            : (hanya terdiam, karena kaget)
Nunna              : Wah gila deh. Dia cowok yang penuh karisma banget. Sumpah super perfect. (Terkagum-kagum)
Zanetta            : ih biasa aj dech. Itu kan pilot kita.
Akhirnya, pukul 07.05 WIB pesawat pun lepas landas dari Bandara Halim Perdana Kusuma ke Bandara Juanda di Surabaya. Merekapun tiba pukul 08.05 WIB. Saat keluar dari pesawat, mereka bertemu kembali.
Bagas              : Maaf, nama kamu siapa?
Zanetta            : Zanet. Zanetta Marsya Winda.
Bagas              : Ow,. Maaf soal tadi pagi, saya harus cepat-cepat menuju pesawat.
Zanetta            : Oh gpp koq. Aku tadi juga terburu-buru. Siapa nama kamu?
Bagas              : Bagas. Bagaskara Elang Mahayudha. Hmm,. Boleh minta nomor kamu gak?
Zanetta            : Boleh, ini kartu nama saya. Permisi saya pergi dulu. (Pergi)
            Pertemuan itu membuat mereka semakin dekat. Sebulan setelah berkomunikasi dan saling mengenal, mereka memutuskan untuk bertunangan. Di tempat yang sama saat bertemu, Bagas memberikan cincin tanda cintanya kepada Zanetta.
Bagas              : Net, izinkan aku menjaga dan membahagiakanmu hingga akhir hidupku dan
  menjadi seperti apa yang kau inginkan.
Zanetta            : Hehe,. Kamu ngomong apaan sich. Becanda ya?
Bagas              : Aku serius, net. Mau gak jadi pendamping hidupku? (mengeluarkan kotak
  cincin)
Zanetta            : Bagas. (terkejut). Mau gk ya,. (tersenyum lalu menganggukkan kepala)
Bagas              : Terima Kasih net. Aku pasangkan cincinnya ke jari kamu, ya. Aku tak kan
  mengecewakanmu.
Zanetta            : Ehmm, jangan, kan belum ada ikatan yang sah. Aku percaya sama kamu kq.
            Lima bulan kemudian mereka mendapat tugas yang sama untuk penerbangan perdana Pesawat Rasia.
K Pramugari : Hallo Zanet, dua hari lagi kamu mendapat tugas untuk menjadi
                        pramugari pada penerbangan perdana Pesawat Sukron Sujepret.
Zanetta         : Benarkah bu? Bukankah itu pesawat yang didatangkan dari Rusia dan
                       memiliki penumpang terhormat?
K Pramugari : Oleh karena itu saya memilih pramugari terbaik dan pilotnya adalah
                       Bagaskara elang Mahayudha.
Zanetta         : Baik bu, nanti saya sampaikan kepada Pak Bagas.
            Ke-esokan harinya.
Zanetta         : Bagas, kemarin Ibu kepala telpon. Kita akan bertugas di penerbangan yang sama, di penerbanagn perdana pesawat Sukhoi Superjet.
Bagas            : Hmm,. Mendingan kamu jangan ikut. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa
                        menuju pernikahan kita.
Zanetta         : kenapa gas? Kan ada kamu.
Bagas            : Jangan Zanet! Tolong, ini permintaan terakhirku. Tolong jangan kau ikut
                       penerbangan.
Zanetta         : Ya.. ya.. baiklah. Aku menuruti kamu.
Bagas            : Terima kasih Zanet .
            Setelah percakapan itu, mereka pulang ke rumah masing-masing.
Hari keberangkatan di rumah Bagas.
Bagas            : Zanet, apa barang-barangku sudah siap?
Zanetta         : sudah Bagas, sudah ada di depan. Ayo kita berangkat ke Bandara! Aku akan
menunggumu di rumah. Ingat, 5 hari lagi kau akan jadi suamiku.
Bagas            : Iya Zanet sayang
Zanetta         : Apa? (tersenyum)
Bagas         : Aku pasti akan pulang. Oh ya, saat aku kembali nanti aku ingin kamarku nanti   serba putih.
Zanetta         : ha? Kan gak bagus, masak gak ada motifnya.
Bagas            : Gpp, bagus kq. Melambangkan kedamaian, hehe.. (berlalu dan menyanyikan
                       lagu Lyla)
Zanetta         : Bagas, kamu nyanyi apa sich? (sewot)
Bagas            : Ha?? Apa?? Oh cuma nyanyi kan Za.
Zanetta         : Udah! Jangan dilanjutin! Aku gak suka lagu itu.
Bagas            : Za, kamu jaga diri baik-baik ya selama aku pergi. Di sana aku akan selalu     merindukanmu.
Zanetta         : Iy, ya. Ayo ke depan, kamu sudah ditunggu loh. (beranjak pergi)
Bagas            : Zanet!
Zanetta         : Apa?
Bagas            : I love you.
Zanetta         : I love you too. Udah ah, ayo ke depan!
            Di rumah Zanetta, setelah Bagas berangkat.
Zanetta         : Kenapa perasaanku tak enak ya? (mondar mandir)
Adik Zanetta : Kak, undangannya udah aku sebar. (membawa kota berisi cincin pernikahan
                       Zanetta dan Bagas)
Zanetta         : Iya dek, terima kasih. Kenapa perasaanku gak enak ya dek?
Adik Zanetta : Kakak Kangen ya?? Sabar,. Besok juga pulang.
Zanetta         : Ini bukan kangen dek. Ini takut, khawatir.
Adik Zanetta : Ya udah. Kakak berdoa aja untuk keselamatan Kak Bagas. Ini cincin kalian.
                       Adek tinggal dulu ya.
Zanetta         : Iya dek.
            Zanetta berdiri lalu membuka kota itu. Tak sengaja cincin Bagas terlempar jatuh.
Zanetta         : Ya Allah, pertanda apa ini? (memeluk erat cincin itu)
                     Ke-esokan paginya Zanetta menonton televise. Tak sengaja ia mendapati berita duka.
Reporter       :
Selamat Siang Pemirsa.
Kembali lagi dengan saya Annisa Ratna dalam Acara Matrix News.
            Baru saja kami mendapat laporan bahwa Pesawat Sukhoi Superjet 100 mengalami kecelakaan di Daerah Gunung Salak. Seluruh awak pesawat diduga tidak ada yang selamat melihat medan tempat jatunya pesawat. Bagaskara Elang Mahayudha yang menjadi pilot dari pesawat tersebut sampai saat ini belum ditemukan. Tim SAR menyatakan bahwa kemungkinan besar seluruh awak pesawat tidak ada yang selamat. Demikian info dari kami. Perkembangan selanjutnya akan kami sampaikan 1 jam lagi dari sekarang.
Selamat Siang.
Zanetta            : Astaghfirullah (teriak)
Mama dan Adik Zanetta         : Zanetta. Kenapa ya Allah (menangkap tubuh Zanetta)
            Akhirnya ke-esokan harinya Zanetta menuju rumah Bagas. Zanetta langsung memeluk Ibu Bagas yang telah semalaman menangis.
Zanetta            : Ma, sabar ya. Ternyata Bagas benar-benar menepati janjinya untuk pulang
                          hari ini. Tapi, dalam keadaan tak bernyawa (menangis)
Mama Za        : Sabar nak. Ini sudah kuasa Tuhan (memeluk Zanetta)
Zanetta            : Ma, 3 hari lagi hari yang paling bahagiaku. Telah kusiapkan seluruh jiwa
                          ragaku untuk hari itu.
Adik Zanetta    : Sudahlah kak,. Ini semua cobaan dari Tuhan. Do’akan semoga Kak Bagas
                          tenang di sana.
Zanetta            : Mana bisa aku lalui hariku tanpa dia. Cincin ini bukti aku telah menyatu
                          dengannya.
Adik Zanetta    : Kakak pasti bisa. Hanya saja kakak belum terbiasa. Kak Bagas juga akan
                          sedih kalau lihat kakak begini terus. Dia pasti gak suka lihat kakak sedih.
            Suasana masih larut dalam duka. Kemudian datanglah Tim PMI.
Tim PMI          : Selamat Pagi. Kami dari Tim PMI. Apakah benar ini kediaman Bapak
                          Bagaskara Elang Mahayudha?
Mama Za        : iyya benar. Ada apa ya?
Tim PMI          : Sebelumnya kami mohon maaf. Kami pastikan pilot Bagaskara Elang
                          Mahayudha sudah tiada. Kami hanya menemukan cincin ini yang
                          didalamnya bertuliskan nama Zanetta dan kartu identitas.
Zanetta            : Innalillahi … (menerima cincin dan menangis)
Tim PMI          : Kami turut berduka atas kepergian Bapak Bagas. Semoga anda sekeluarga
                          diberikan ketabahan.
Mama Za        : Amien,. Terima kasih.
Tim PMI          : Permisi kami mohon pamit.
Mama Za        : Iyya,. Terima kasih atas kabarnya.
            Kini kediaman Bagas ramai para pelayat.
Nunna              : Zanetta. Sabar ya. Ini semua cobaan dari Tuhan. (memeluk Zanetta)
Zanetta            : Iya .. (lemas)
Nunna              : Ini ada surat untukmu. Bagas memberikan ini kepadaku sebelum
                          penerbangan.
Zanetta            : Mana? (menerima surat dan membukanya)
            Setelah usai membaca surat terakhir dari Bagas, Zanetta terus menangis. Dia tak kuasa menerima semua ini. Sungguh berat rasanya kehilangan orang disayanginya.
            Satu Bulan sudah Bagas meninggalkan semua kenangan bersama Zanetta. Tapi Zanetta masih tak sanggup melupakan semua itu. Dia tidak tahu, apakah ada Bagas kedua untuknya?.













            Untuk mama, dan seluruh keluargaku, khususnya calon istriku, Zanetta. Aku berharap surat ini bisa mewakili kepulanganku. Malam – malam sebelumnya aku telah merasakan waktuku semakin dekat. Aku bermimpi telah dibukakan pintu oleh makhluk – makhluk bercahaya dengan begitu berkilau. Oleh karena itu aku memintamu tidak ikut dalam penerbangan ini.
      Maafkan aku Zanetta. Aku tidak bisa menemanimu hingga kau tua, dan menjadi ayah dari anak-anakmu. Aku telah memunculkan kesedihanmu kembali kehilangan laki – laki yang kau sayang, seperti ayahmu dulu. Terima kasih telah menjadi calon istri yang terbaik untukku. Terima kasih kau telah mencintaiku selama sisa hidupku dank au telah jadikan aku serpihan penuh ukir yang indah dan abadi.
      Seperti yang pernah ku utarakan padamu. You will be the last for me. I Love You.

                                                      Bagas


0 komentar:

Posting Komentar

Tanggal berapa hari ini?


Halaman

Translate

followers..