Tugas akhir Semester II tahun ini untuk mata pelajaran
seni budaya, menambah pengalaman kami. Kami diminta untuk mengumpulkan sebuah
lukisan kaca. Tugas ini, dikerjakan berkelompok, asyik banget, bisa mengerjakan
bersama. Senda gurau, kekompakan, kecerewetan, campur aduk dalam pengerjaan
tugas ini, hitung-hitung sebagai kegiatan yang pantas untuk dikenang. Maklum…
udah kelas XII.
Well, penulis akan berbagi dikit bagaimana melukis di
kaca. Ilmu ini kami dapat dari guru seni budaya kami, Bapak Nurhadi. Setidaknya,
penulis akan bercerita tentang apa yang telah dipraktekkan dan pengetahuan yang
telah kami dapat.
Dalam lukisan kaca outliner,
berperan sangat penting. Ibaratnya, outliner
ini sebagai benteng atau pembatas agar cat tidak bercampur. Jadi prinsipnya,
kita harus membuat gambar yang garis-garisnya menutup sempurna, jika tidak maka
cat akan mengalir ke tempat yang tidak kita inginkan. Jika pembaca melihat contoh
lukisan kaca yang sebenarnya, Insya Allah, pembaca akan lebih paham. Jangan
khawatir, penulis akan melampirkan contoh lukisan kacanya koq, termasuk hasil
karya kelompok kami. Hehe.
Ada beberapa
macam outliner yang dapat kita gunakan yang mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
- Glassdeco
Glassdeco dijual dibeberapa took alat tulis. Glassdeco
dikemas seperti odol yang berukuran kecil dan telah tersedia dalam berbagai
warna. Harganya, + Rp 10.000,00. Bisa dikatakan, glassdeco paling
praktis karena kita tinggal pakai. Warna aslinya seperti susu, jika warna
merah, bearti warnanya seperti susu strawberi, dsb. Namun, jika sudah kering,
warnanya berubah menjadi transparant.
- Lem besi
Penulis belum pernah memraktekkannya langsung. Namun jika
dilihat dari sifat lem besi itu sendiri, lem besi akan menjadi outliner yang
kuat. Kita harus lebih berhati-hati dalam menggunakannya, karena lem besi akan
sangat sulit dibersihkan jika terkena tangan. Haraganya pun hampir sama dengan
glassdeco. Kita dapat memilih warna jika menggunakan glassdeco namun tidak bila
menggunakan lembesi, karena hanya tersedia satu warna yaitu, hitam.
- Clay
Anda mempunyai tepung kadaluwarsa? Clay bisa jadi solusinya.
Hhe. Kerajinan clay sudah cukup populer, namun kali ini clay tidak dibuat bunga
hiasan atau miniature melainkan untuk outliner. Tepung yang bisa digunakan,
bisa tepung apa saja, namun menurut guru kami, tepung terigu paling siph.
·
Bahan : tepung terigu yang sudah
disaring, lem kayu, pewarna sesuai keinginan, air, dan pengawet (bisa berupa
asam benzoat).
·
Cara : Air dan lem dicampurkan dengan
perbandingan 1:1 . Setelah itu diaduk dan dikocok, dikocoknya bisa di dalam
botol. Kemudian ditambahkan tepung sedikit demi sedikit sampai adonan
menyerupai odol. Jika sudah, baru ditambahkan pewarna dan pengawet. Boleh pakai
pewarna tekstil koq, kan ada tulisannya “DILARANG DIMAKAN”, kalau belum ada,
bisa ditambahkan. Hhe. Anda bisa memasukkan adonan clay yang telah siap ke
dalam plastik segitiga atau botol yang mempunyai tutup kerucut.
Setelah outliner yang berasal dari clay dipanaskan atau dikeringkan, clay
akan mengempis /penyet/limpes. Hal ini akan mengurangi
keindahan dalam lukisan, dan kemungkinan cat akan mudah merembes.
- Lem kayu (inovasi penulis, hhe)
Berawal dari gak tega lihat teman keliling-keliling
7 putaran untuk nyari glassdeco hitam tapi tidak ada. Hampir toko-toko alat
tulis se-Kediri diputarinya.
Setelah melihat sifat dari glassdeco milik teman,
ternyata glassdeco mirip dengan lem kayu. Alhasil, terbesit dalam pikiran saya
untuk menggunakan lem kayu sebagai outliner alias pengganti glassdeco. Cara:
Lem kayu diambil secukupnya, lalu diaduk hingga lembut. Setelah itu ditambahkan
pewarna, saat itu saya menggunakan cat tembok hitam. Warna lem mirip glassdeco
yang belum kering. Lalu dimasukkan ke dalam plastik segitiga, sebelumnya saya
melakukan percobaan dengan melukis di atas pigora bekas dan berhasil. Barulah
saya terapkan pada lukisan kaca kami. Hasilnya pun bisa dibilang hampir tidak
kelihatan bedanya dengan glassdeco. Alhamdulillah. Hhe.
Cara membuat lukisan kaca:
1.
Disarankan untuk membuat pola di
kertas sebelum melukis di atas kaca.
2.
Kertas diletakkan di bawah kaca, jadi
kita menggunakan teknik mengeblat atau
njiplak. Hhe. Barulah outliner digambar sesuai pola. Jika ada kesalahan
ketika membuat outliner, dapat dikerik menggunakan silet setelah kering. Ingat,
hati-hati ya,...
3.
Lukisan kaca akan dilihat
berlawanan dari arah kita menggambar. So,.. jika lukisannya ada tulisannya maka harus
dibalik, sehingga dapat dibaca secara normal jika dilihat hasilnya nanti.
4.
Jika semua outlinernya sudah selesai
dibuat, sekarang waktunya mengecat. Eits, mengecatnya….menunggu outlinernya
kering ya… Alangkah baiknya sebelum mengecat, kita sudah mempunyai gambaran
mengenai warna dari lukisan kita sehingga dapat diwarnai dengan cepat dan lebih
efisien. Kita dapat menggunakan cat minyak atau cat tembok. Cat tetap dicairkan
ya.
5.
Gradasi dalam lukisan kaca memerlukan
ketrampilan yang cukup. Beranilah mencoba, pasti bisa koq. Warna yang akan
digradasi lebih baik sudah siap ya. Kita harus cepat dalam melakukan gradasi
warna dan berhati-hati.
6.
Mewarnainya sudah selesai?
Alhamdulillah,. Tinggal dikasih frame
dech.
CONTOH LUKISAN KACA:
Lukisan Kaca-Bunga-Group III Foto: Mita Y.R. |
Lukisan Kaca-Marine-Group II Foto: Mita Y.R. |
Lukisan Kaca-Bunga-Group I Foto: Mita Y.R. |
Lukisan Kaca-Bebek-Group V Foto: Mita Y.R. |
Lukisan Kaca-The Owl-Group IV Foto: Mita Y.R. |
Semoga bermanfaat….
Eits
coment yang membangun dibutuhkan luw….